Ini memang bukan tulisanku sendiri, ini tulisan
Nendra Rengganis Okt 14, 2015
Tapi semuanya mewakili perasaanku...semoga tak ada lagi pertengkaran seperti beberapa waktu yang lalu..
Selamat membaca Rivan Handika Putra
Kamu tidak perlu bertanya sudah berapa banyak hati yang saya lalui
sebelum berhenti di kamu. Berapa banyak tatap mata dalam yang membuat
saya merasa,
“Ini akhirnya. Saya siap menepi dan membangun masa depan bersama.” Atau
sudah berapa banyak pintu yang saya putar kenopnya, melirik sedikit ke
dalamnya kemudian memilih tidak memasukinya karena ternyata tidak nyaman
terasa.
Tolong jangan juga bertanya tentang siapa yang paling saya cinta.
Apakah saya pernah sakit sebelumya. Pada siapa kamu bisa menempelkan
label mantan yang tak lagi boleh dihubungi selama kamu ada. Sebab kini
semua tidak lagi signifikan terasa.
Kamu tidak perlu tahu dulu saya sempat sesakit itu. Sebab kamu lebih
berhak untuk gadis yang tangguh menyembuhkan diri dari lebam biru
Kamu lebih berhak untuk gadis tangguh yang sudah tak lagi biru
Sebelum bertemu kamu, saya sempat menitipkan hati pada orang yang
salah. Dia yang dengan seenaknya melemparkan hati tinggi-tinggi lalu
lupa menangkapnya kembali. Hasilnya hati gadismu ini sempat berderak,
patah, beberapa saat berdarah. Untuk beberapa saat saya sempat lupa
rasanya bahagia. Lupa bahwa masih ada terlalu banyak impian yang layak
diperjuangkan di luar sana. Lupa, jika dulu tanpanya saya sempat
baik-baik saja.
Kamu tidak perlu tahu gadismu ini sempat terbangun setiap jam 3 pagi
karena merasa ada lubang menganga di hati. Atau bagaimana dulu gadismu
ini memilih rute memutar yang menghabiskan bahan bakar — hanya karena
tak sanggup lewat tempat-tempat penuh kenangan yang membuat hati
bergetar. Biarkan semua proses itu jadi kisah yang membuat saya lebih
tegar.
Sebab kamu, sudah tidak lagi layak mendapatkan gadis yang tak mampu
menghadapi sakit hatinya sendiri. Kamu berhak didampingi gadis yang
dengan tangguh menyembuhkan lukanya dalam sepi.
Dan saya mau jadi gadis itu kali ini.
Biarkan saya mengecup mata lelahmu. Jadi tempat pulang ternyamanmu.
Tapi tidak mengeruk cerita tentang hati yang kamu singgahi sebelum kita
bertemu
Biarkan saya mengecup mata lelahmu. Jadi tempat pulang ternyamanmu
Beberapa kali kamu pernah bercerita tentang gadis sebelum saya yang
sempat membuatmu jatuh cinta. Beberapa tampak anggun dalam fotonya.
Banyak yang jauh lebih cantik dari saya. Namun rengkuhmu yang menyergap
pinggang saya tiba-tiba membungkam semua rentetan pertanyaan yang ada.
Mereka boleh lebih segalanya. Tapi jika kamu tak menepi pada mereka —
ikatan sebelumnya memang tak diamini semesta.
Sementara ikatan kita bisa diusahakan mendapat restu Yang Kuasa.
Kali ini saya tak lagi tertarik bertanya pada siapa saja kamu pernah
menitipkan hati. Hal-hal apa yang bersama mereka sudah kamu lalui.
Kehangatan khas pasangan kekasih seperti apa yang sudah pernah kalian
jalani. Bukan karena saya takut cemburu atau patah hati. Kita sudah
sama-sama dewasa. Ada hal yang jauh lebih penting dari meributkan masa
lalu yang sudah melesat pergi.
Kali ini biarkan saya berubah jadi
partner masa kinimu. Jadi
orang yang setia mengecup mata lelahmu. Jadi wajah yang pertama kali
kamu lihat di bandara selepas kembali dari tugas panjangmu.
Biarkan saya memeluk sayang tubuhmu. Membiarkanmu menggelitik pinggang demi menunjukkan rasa sayangmu. Tanpa perlu
lagi melibatkan interogasi soal apa yang sudah kamu jalani sebelum kita
bertemu.
Barangkali jadi dewasa adalah tak merasa jengah membuka masa lalu.
Membiarkanmu melongok ke situ. Tanpa perlu membuatmu tahu apa yang sudah
menangguhkan saya yang kini siap mendampingimu
Dewasa adalah membiarkanmu tahu masa lalu. Tanpa perlu membuatmu tahu apa yang sudah menangguhkanku
Bukan berarti saya tak ingin masa lalunya dimasuki. Sumpah mati, tak
ada sedikitpun potongan masa lalu saya yang belum kamu tahu sampai detik
ini. Bahkan sampai makan di mana, seberapa dekat saya membangun
hubungan dengan orangtua pasangan sebelumnya, sampai menjawab pertanyaan
nakalmu yang iseng mengulik,
“Hayooo…sudah sempat sejauh apa?”
Menutupi masa lalu yang sudah membentuk saya sekarang jelas bukan hal
yang layak dilakukan. Namun kamu tak perlu tahu apa yang sudah saya
lalui hingga menjadi gadis yang tak lagi takut akan kesendirian. Sebab
kamu berhak didampingi dia yang dengan tenang menangguhkan genggaman.
Gadis yang rengkuhannya di lenganmu selalu bisa jadi alasan untuk
bekerja keras menghadapi semua tekanan. Gadis yang tak lagi memikirkan
sakit hatinya sendiri — sebab dia sudah selesai dengan episode gelap
yang membentuknya jadi setangguh ini.
Sssst….tolong berhenti bertanya tentang
bumpy nya jalan yang
sempat saya lalui sebelum bertemu kamu. Sebab kini, semua sudah tidak sesignifikan itu.
Satu yang perlu kamu tahu — ada gadis yang kini siap dengan tangguh mendampingimu.